Sabtu, 06 Mei 2017


PRINSIP HIDUP ADALAH DUIT(Do’a, Usaha, Ikhtiar & Tawakal)


" dan AKU ciptakan jin dan manusia adalah hanya untuk beribadah kepada KU "
Hidup ini adalah anugerah yang diberikanan Allah untuk kita berdedikasi dan beraktualisasi serta berinteraksi dengan individu sejawat dan seprofesi. Kewajiban setiap individu adalah bagaimana kita menjadikan hidup ini menjadi bernilai ibadah. Dan, ketika ibadah menjadi pondasi kita dalam menjalani aktifitas apapun termasuk dalam bekerja, maka pekerjaan tersebut harus dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi kita dengan sang Khaliq melalui berbagai macam niatan, ucapan, dan tindakan untuk menjalankan ibadah bekerja tersebut.
Konsep HIdup sedianya dapat dilandasi oleh prinsip “DUIT”. Empat prinsip ini diharapkan dapat menjadi modal dasar kita dalam memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
1. Prinsip D – Do’a
Dalam sehari kita diajarkan untuk berdoa minimal 5 waktu. Setiap niat, ucapan dan gerakan dalam shalat menganut unsur do’a, karena justeru dalam shalat lah kekhusuan komunikasi dengan Sang Maha Pencipta Allah SWT dapat dilangsungkan dengan sebaik-baiknya komunikasi. Inna shalati, wanusuki, mawahyaya, wamamati lillahirobbil ‘alaamiin (Sesungguhnya shalat kita, ibadah kita, hidup kita dan mati kita hanya milik Allah Tuhan seru sekalian alam). Dan, janganlah pernah kita bosan meminta dan bermunajat kepada Allah, karena hanya Allah yang patut disembah dan hanya kepada Allah kita meminta pertolongan. Selain itu, Allah telah berjanji dalam firman-Nya yang mengatakan bahwa Allah akan menjamin setiap permohonan dan munajat yang dilakukan hamba-Nya yang ditujukan atau dimintakan kepada Allah SWT dengan bersungguh-sungguh dan sebaik-baiknya permohonan.

2. Prinsip U – Usaha
Allah SWT telah menjatah dan membagi secara proporsional dan adil tentang setiap urusan hamba-hamba-Nya. Nah, di dalam setiap urusan itu, ada yang namanya pekerjaan sesuai bidangnya, seperti penelitian, pendidikan, pengabdian, perikanan, pertanian, PNS, swasta dan sebagainya. Urusan ini wajib hukum di-maintain secara baik agar dapat menjadi berkah, rahmat dan nikmat bagi kita semua.

3. Prinsip I – Ikhtiar

Prinsip ketiga adalah “I”, yaitu IKHTIAR. Setiap urusan yang diamanatkan Allah SWT untuk dijalankan oleh kita sebagai HAMBA-NYA yang DHOIF tentu memerlukan upaya yang optimal dengan harapan bahwa output yang dihasilkan akibat adanya proses IKHTIAR terhadap USAHA yang dijalankan dapat memberikan sebesar-besarnya manfaat, termasuk untuk kita sendiri.

4. Prinsip T -Tawakal
Dalam hal ini, terdapat unsur ikhlas yang mewarnai sifat tawakal, yaitu bagaimana sesungguhnya kita harus bersyukur atas segenap nikmat yang diberikan, baik nikmat sehat, iman, islam maupun nikmat materi yang telah diberikan. QS. Ibrahim ayat (7) menyatakan bahwa barangsiapa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, maka niscaya Allah akan menambah nikmat tersebut dan barangsiapa “kufur” atau tidak mensyukuri nikmat, maka sesungguhnya ADZAB ALLAH itu sangat pedih. Selain syukur, maka sabar juga menjadi salah satu yang harus dimiliki untuk mencapai tatanan ikhlas dalam konteks tawakal ini. Karena justeru SABAR adalah penolong yang paling mujarab bagi kita untuk tidak terjerumus ke dalam kekufuran (tidak bersyukur) dan kekafiran (aral atau keputusasaan). Allah SWT berfirman : ista’inu bishshobri washshalat (jadikan sabar dan shalat sebagai penolong kamu).

Karena dengan adanya D.U.I.T (Doa,usaha,ikhtiar dan tawakkal) , kita semua berharap bisa menjalani tata kehidupan ini dengan sebaik2nya. Untuk kebahagian di dunia dan akhirat. 

Wallohu a'lam bisshowab

Hamba Alloh yang kotor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar